Di anjung malam Dikau datang bertandang Mengajak aku mengarca hiba Bersenjatakan lidah bermadah Dan mewarnai misteri Kita sentuh tangisan kita sesama Pulang kita bermalam itu Digugur hujan Gelombang kita Pecah diantara karang Tangisan kini menjadi Semarak api menyala Sebal nurani membeku Dusta pada bening mata Yang tinggal hanya dua Dan satu kerinduan